Dampak Sunat Bagi Perempuan
Dampak Sunat Bagi Perempuan - Halo, kali ini GueTau akan mengajak Anda untuk mengetahui lebih banyak tentang salah satu bentuk kekerasan seksual terhadap wanita, yaitu, khitan perempuan. Ternyata khitan tidak hanya pada pria, Anda tahu, karena ada juga sunat wanita.
Praktek sunat biasanya dilakukan pada masa kanak-kanak, tepatnya pada usia 3-4 minggu, atau pada saat itu adalah rentang usia anak-anak. Praktik ini tidak hanya bisa dilakukan secara medis sebagai bidan, namun dilakukan oleh orang-orang yang sudah tua atau tua (seperti nenek, menurut tradisi yang diturunkan). Nah, karena praktik ini terbukti tidak bermanfaat bagi kesehatan wanita, hal ini berbeda dengan khitan pria. Sayangnya, praktik ini sudah berakar di masyarakat. Nah, untuk itu, GueTau akan mengajak Anda untuk mengetahui lebih banyak tentang efek buruk dari sunat perempuan!
Sunat perempuan Mungkin di antara Sahabat GueTau ada orang yang mengalami sunat saat kecil? Ini hanya merespon di dalam hati. Jika demikian, ablasi umumnya dilakukan saat Sahabat GueTau begitu kecil sehingga sulit bagi kita untuk menolak lawan mereka. Selain bentuk kekerasan terhadap perempuan, menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia - WHO) Organiasi Dunia Kesehatan sunat perempuan buruk bagi kesehatan. Ada juga dampak negatif sunat pada organ wanita dibagi menjadi dua jenis, yaitu jangka pendek dan panjang.
Perdarahan dan sakit kepala luar biasa yang berakibat shock atau kematian.
Infeksi pada semua organ panggul.
Tetanus dan gangren (bisul) yang bisa menyebabkan kematian.
Kesulitan atau nyeri saat buang air kecil akibat pembengkakan dan penyumbatan saluran kemih.
Mengurangi kesenangan dalam hubungan seksual.
Munculnya keloid (bekas luka) pada khitan anterior.
Disfungsi seksual (tidak bisa mencapai orgasme atau kenikmatan maksimal saat berhubungan seks).
Disfungsi menstruasi mengakibatkan hematosalpink (akumulasi darah menstruasi di tuba falopi).
Berikut adalah beberapa ilustrasi yang menggambarkan praktik sunat pada organ wanita, sebagai berikut:
Bayi yang tidak berdaya dan tidak mengerti apa yang terjadi pada tubuh mereka sehingga bayi hanya bisa menangis karena rasa sakit saat dilakukan melepas sebagian atau seluruh klitoris, bibir vagina eksternal, dan disertai bibir pemotongan vagina di dimana mereka mengelilingi vagina oleh dokter dan melihat seorang nenek yang menyunat cucu-cucunya dengan adat istiadat dan budayanya.
Baca Jugaa:Khitan Pekanbaru
Praktek sunat biasanya dilakukan pada masa kanak-kanak, tepatnya pada usia 3-4 minggu, atau pada saat itu adalah rentang usia anak-anak. Praktik ini tidak hanya bisa dilakukan secara medis sebagai bidan, namun dilakukan oleh orang-orang yang sudah tua atau tua (seperti nenek, menurut tradisi yang diturunkan). Nah, karena praktik ini terbukti tidak bermanfaat bagi kesehatan wanita, hal ini berbeda dengan khitan pria. Sayangnya, praktik ini sudah berakar di masyarakat. Nah, untuk itu, GueTau akan mengajak Anda untuk mengetahui lebih banyak tentang efek buruk dari sunat perempuan!
Khitan Perempuan |
Dampak Buruk dari Sunat Wanita
Sunat perempuan Mungkin di antara Sahabat GueTau ada orang yang mengalami sunat saat kecil? Ini hanya merespon di dalam hati. Jika demikian, ablasi umumnya dilakukan saat Sahabat GueTau begitu kecil sehingga sulit bagi kita untuk menolak lawan mereka. Selain bentuk kekerasan terhadap perempuan, menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia - WHO) Organiasi Dunia Kesehatan sunat perempuan buruk bagi kesehatan. Ada juga dampak negatif sunat pada organ wanita dibagi menjadi dua jenis, yaitu jangka pendek dan panjang.
Dampak negatif jangka pendek:
Perdarahan dan sakit kepala luar biasa yang berakibat shock atau kematian.
Infeksi pada semua organ panggul.
Tetanus dan gangren (bisul) yang bisa menyebabkan kematian.
Kesulitan atau nyeri saat buang air kecil akibat pembengkakan dan penyumbatan saluran kemih.
Efek samping jangka panjang: Sakit berkepanjangan selama kontak seksual.
Mengurangi kesenangan dalam hubungan seksual.
Munculnya keloid (bekas luka) pada khitan anterior.
Disfungsi seksual (tidak bisa mencapai orgasme atau kenikmatan maksimal saat berhubungan seks).
Disfungsi menstruasi mengakibatkan hematosalpink (akumulasi darah menstruasi di tuba falopi).
Berikut adalah beberapa ilustrasi yang menggambarkan praktik sunat pada organ wanita, sebagai berikut:
Bayi yang tidak berdaya dan tidak mengerti apa yang terjadi pada tubuh mereka sehingga bayi hanya bisa menangis karena rasa sakit saat dilakukan melepas sebagian atau seluruh klitoris, bibir vagina eksternal, dan disertai bibir pemotongan vagina di dimana mereka mengelilingi vagina oleh dokter dan melihat seorang nenek yang menyunat cucu-cucunya dengan adat istiadat dan budayanya.
Baca Jugaa:Khitan Pekanbaru
Komentar
Posting Komentar